Mengenai Saya

Foto saya
Kulon Progo, Yogyakarta, Indonesia
adalah Ikatan Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini Aisyiyah. Yang merupakan persatuan dan wadah bagi para pendidik PAUD Aisyiyah se Kulon Progo.

Sabtu, 18 Juni 2011

AL-QUR'AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP

1.      Kebenaran final Al-Qur'an

Pada tanggal 9 Dzulhijjah 10 Hijriah, bertempat di Padang Arafah di hadapan 140.000 orang jamaah haji, Rasulullah telah menyampaikan pidato terakhir (Khutbatul Wada') di mana dalam pembukaan, beliau telah menyatakan bahwa kemungkinan beliau tidak bertemu lagi dengan mereka setelah tahun ini. Pidato beliau cukup panjang, penuh berisi mutiara-mutiara hidup yang sangat berharga buat kaum muslimin. Ditekankannya pada hadirin agar ucapan beliau itu disampaikan kepada seluruh umat Islam yang tidak sempat hadir langsung mendengar pidato beliau.
Setelah pidato diucapkan, beliau memimpin shalat dzuhur dan 'asyar berjamaah, yang diikuti oleh seluruh yang hadir pada saat itu. Pada sore harinya, sebelum beliau meninggalkan Padang Arafah, turunlah wahyu terakhir kepada beliau, yang berbunyi:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
"Pada hari ini Aku telah menyempurnakan kepadamu Agamamu, dan Aku telah mencukupkan nikmatKu atasmu, dan Aku telah meridlai Islam menjadi agama bagimu. (Surat Al-Maidah ayat 3).

Mendengar ayat yang dibacakan itu, Abu Bakar serta merta menangis karena dia merasa bahwa dengan turunnya ayat ini berarti selesailah sudah tugas Rasulullah SAW, dan dengan demikian telah hampir saatnya beliau kembali ke hadirat Ilahi, Tuhan yang mengutus Beliau.
Ayat 3 surat Al-Maidah ini merupakan penutup Al-Qur'an yang berisi 30 juz terbagi atas 114 surat serta mempunyai ayat sebanyak 6326, adalah merupakan statemen Allah bahwa Islam merupakan nikmat terbesar yang Allah berikan kepada umat manusia, khususnya kaum muslimin. Oleh karena itu kaum muslimin tidak memerlukan lagi Dien (tatanan hidup) selain Islam dan tidak memerlukan figure lain sebagai "uswatun hasanah" (contoh tauladan terbaik) selain Nabi Muhammad SAW, sebagai Nabi terakhir.
Statemen Allah ini merupakan kebenaran final yang tidak ada sedikitpun mengandung kebohongan dan pertentangan, sebagaimana firman Allah surat Al-An'am ayat 115.

وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ(١١٥)

"Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Qur'an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang merubah kalimat-kalimatNya, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
     
2.      Kesempurnaan Al-Qur'an

Kesempurnaan Al-Qur'an yang dinyatakan Allah dalam ayat tersebut disimpulkan dalam sabda Nabi yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari sahabat Ali r.a.:

أَمَا إِنِّي قَدْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَلَا إِنَّهَا سَتَكُونُ فِتْنَةٌ فَقُلْتُ مَا الْمَخْرَجُ مِنْهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ نَبَأُ مَا كَانَ قَبْلَكُمْ وَخَبَرُ مَا بَعْدَكُمْ وَحُكْمُ مَا بَيْنَكُمْ وَهُوَ الْفَصْلُ لَيْسَ بِالْهَزْلِ مَنْ تَرَكَهُ مِنْ جَبَّارٍ قَصَمَهُ اللَّهُ وَمَنْ ابْتَغَى الْهُدَى فِي غَيْرِهِ أَضَلَّهُ اللَّهُ وَهُوَ حَبْلُ اللَّهِ الْمَتِينُ وَهُوَ الذِّكْرُ الْحَكِيمُ وَهُوَ الصِّرَاطُ الْمُسْتَقِيمُ هُوَ الَّذِي لَا تَزِيغُ بِهِ الْأَهْوَاءُ وَلَا تَلْتَبِسُ بِهِ الْأَلْسِنَةُ وَلَا يَشْبَعُ مِنْهُ الْعُلَمَاءُ وَلَا يَخْلَقُ عَلَى كَثْرَةِ الرَّدِّ وَلَا تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ هُوَ الَّذِي لَمْ تَنْتَهِ الْجِنُّ إِذْ سَمِعَتْهُ حَتَّى قَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ مَنْ قَالَ بِهِ صَدَقَ وَمَنْ عَمِلَ بِهِ أُجِرَ وَمَنْ حَكَمَ بِهِ عَدَلَ وَمَنْ دَعَا إِلَيْهِ هَدَى إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"Rasulullah berkata : Ketahuilah hai Ali akan terjadi fitnah di kalangan umatku. Aku (Ali) berkata : "Lalu bagaimanakah jalan keluarnya wahai Rasulullah?" Beliau bersabda : "Kitab Allah (Al-Qur'an). Di dalamnya berisi kabar tentang apa-apa sebelum kamu dan pemberitahuan sesudah kamu, hukum di antara kamu. Dan Al-Qur'an membentangkan yang benar dan yang salah, bukan permainan. Barang siapa yang meninggalkan Al-Qur'an karena sombong merasa perkasa, niscaya akan dibinasakan oleh Allah. Barang siapa mencari bimbingan selain Al-Qur'an, maka Allah akan menyesatkannya. Al-Qur'an adalah pelajaran yang bijaksana, jalan yang lurus, tidak dicampuri oleh hawa nafsu, tidak diselewengkan oleh lisan, tidak merasa kenyang para ahli ilmu, tidak akan hancur oleh banyaknya argumentasi yang menolak, keajaibannya tidak pernah habis, dan jin ikut mendengarkannya".
"Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur'an yang menakjubkan yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya." (Al-Jin: 1-2)
Barang siapa yang berucap dengan Al-Qur'an, pasti ia benar. Barang siapa yang berbuat dengan Al-Qur'an, akan mendapat pahala. Barang siapa yang berhukum dengan Al-Qur'an ia akan berbuat adil. Dan barang siapa yang menyeru kepada Al-Qur'an, ia akan dibimbing ke jalan yang lurus.
3.      Tantangan Allah terhadap yang meragukan kebenaran Al-Qur'an

Untuk meyakinkan kebenaran al Qur'an Allah menantang kepada jin dan manusia untuk membuat walaupun hanya sepuluh surat yang semisal Al- Qur'an dengan firman-Nya di Surat Huud ayat 13 :

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(١٣)
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Qur'an itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".

Ketika jin dan manusia tidak ada yang mampu membuat sepuluh surat yang semisal Al-Qur'an, maka Allah Ta'ala menantang supaya membuat walau hanya sebuah surat saja sebagaiman firman-Nya di surat Al Baqarah 23 :

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(٢٣)
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Dan terbukti sampai hari ini tidak ada yang dapat mendatangkan sekedar sebuah surat saja semisal Al-Qur'an apalagi membuat sepuluh surat semisalnya.

Tentang tidak diragukannya lagi kebenaran Al Qur'an ini Alla Ta'ala berfirman di surat An-Nisaa' ayat  82 :
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْءَانَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا(۸٢)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.

4.      Peringatan Allah

Permusuhan iblis terhadap manusia adalah permusuhan aktif, agresif dan abadi. dia akan selalu berusaha menyesatkan manusia dari jalan yang benar dengan berbagai macam tipu daya, karena ia telah mendapat izin dari Allah dalam usaha dan tindak tanduknya, sedangkan manusia hanya mempunyai sikap bertahan terhadap serangan iblis itu.
Oleh karena itu Allah telah mengamanatkan kepada anak cucu Adam agar selalu waspada terhadap musuh utamanya itu. Apabila telah datang petunjuk yaitu Al-Qur'an hendaklah manusia mengikutinya. Dengan demikian ia tidak akan tersesat dan tidak akan celaka. Allah akan selalu melindungi orang yang mengikuti petunjukNya dari kesesatan dunia dan kecelakaan serta mala petaka di akhirat.
Namun Allah juga memperingatkan dan mengancam bahwa orang yang berpaling, tidak mengindahkan Al-Qur'an, mengagumi dan mengikuti pikiran-pikiran manusia, dia akan disesatkan oleh Allah dan syaithan akan selalu menyertai sebagai teman dan syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk ,orang yang perpaling dari Al-Qur'an akan hidup dalam suasana kesempitan dan kesulitan dalam menempuhnya.
Surat Az-zukhruf ayat 36-37

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ(36)وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ(٣٧)
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.(36) Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.(37).

Surat Thaha ayat 124-125 Allah mengancam :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى(١٢٤)قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا(١٢٥)
"Tetapi barang siapa berpaling dari peringatanKu (Al-Qur'an) maka dia akan menderita hidup sempit, kemudian Kami bangkitkan mereka pada hari kiamat dalam keadaan buta. Nanti dia tentu berkata : "Ya Tuhanku! Mengapa Engkau bangkitkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulunya aku melihat."

Dia akan bimbang dan gelisah walaupun dia memiliki kekayaan, pangkat dan kedudukan karena selalu diganggu oleh pikiran dan khayalan yang bukan-bukan mengenai kekayaan dan kedudukannya. Dia akan selalu dibayangi oleh momok kehilangan kesenangan yang telah dicapainya. Sehingga ia melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkan kebencian dan kerugian di dalam masyarakatnya.
Di akhirat nanti ia akan dikumpulkan Allah bersama makhluk-makhluk lainnya dalam keadaan buta. Sebagaimana ia di dunia selalu menolak petunjuk-petunjuk Allah yang terang benderang dan memicingkan matanya agar petunjuk itu jangan terlihat olehnya, sehingga ia berlarut-larut dalam kesesatan. Demikian pula di akhirat ia tidak dapat melihat suatu alasanpun untuk membela dirinya dari ketetapan Allah Yang Maha Adil.

WaAllahu a'lamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IPPAUDA